cari saja dengan jarimu

Senin, 15 Februari 2021

mulai lagi yuk !

ngilang ngilangan muluuuwww.... 
iya nih.. timbul tenggelam aja nih post di blog ini
kemaren ilang 5 tahun skrg 1 tahun, mo napain coba?
mungkin terlalu lelah atau gak cukup ide untuk dituangkan
aah gak mungkin, yang namanya ide selalu ada dan muncul
apalagi kalo lagi "semedi" di kamar kecil
selalu aja tuh ada ide2 yang melintas
tapi seringnya begitu keluar kamar mandi, eh ide2nya da ilang
sering terjadi seperti itu kan yaaa?

semoga kali ini berbeda.. 
inginnya komit untuk post 50 artikel dalam setahun..
kenapa 50 artikel dalam setahun?
karena targetnya 1 artikel di tiap minggu
kan setahun ada 54 pekan, masa sih gak bisa buat bikin 50 artikel
4 pekannya buat liburan lebaran

yu yak yuk

mulai yaaaa

50 artikel selama 2021

semangaaattt !!

Senin, 17 Februari 2020

kemana aja?

iya!! kemana aja? da lima tahun ngilang gak ada kabar. udah 2x pilpres dan satu kali pilgub, baru nongol. kemana aja? iya kemana aja? apa gak punya duit buat ngetik? atau gak punya waktu? la wong semua orang diberi waktu yang sama, 24 jam sehari. masak untuk ngetik 2-3 paragraf gak sempet sih? sibuk banget?

bla bla bla.. yaa itu lah yang tertumpah saat mampir ke blog beberapa waktu yang lalu. sepiiiii.. da lima tahun gak disenggol.. sekalinya disenggol gak dapet cendol.. kan sedih... gak terasa udah sekian tahun ditinggalin.. kasian banget.. untungnya gak di bredel ma blogspot.. banyak cerita disini.. sudah saatnya kembali menulis.. 2-3 paragraf pasti bisa bisa.. ayooo semangat!

jadi kemana aja?
masih di jakarta aja sih.. selama 5 tahun ini sudah kesana kemari mencari nafkah.. banyak pula kisah yang harusnya tertuang... tapi gak tertuang, mungkin sudah kadung beku jadinya gak tumpah2... ya sudah lah.. yang berlalu biarlah berlalu.. waktu yang telah lewat gak akan bisa dipanggil kembali - emangnya tukang roti yg diteriakin trus muter balik?

mari ramaikan lagi :)

Senin, 13 April 2015

pemanasan dulu

tarrrrraaaaaa.....!!
akhirnya nongol juga setelah sekian lama hibernasi - merasa diri beruang kutub, padahal cuma copas postur tubuhnya doank. menulis lagi. bukan karena tuntutan tugas seorang wartawan atau bukan pula tuntutan dapur dari orang yang berprofesi sebagai penulis. tapi semata2 untuk ikutan menuai ladang pahala lewat berbagi ilmu, pengetahuan dan pengalaman syukur2 bisa jadi referensi - apapun itu.

ngetiknya segini aja dulu. judulnya juga pemanasan. biar kembali dikenali oleh mbah google dan masuk dalam databasenya. siapa tau ada sesuatunya :)

Kamis, 30 Oktober 2014

Rebranding Jogja -> Togua

Logo atau lambang merupakan identitas.

Logo atau lambang merupakan penyatu.
Dua kalimat diatas merupakan kenyataan yang tidak bisa dinafikkan. Logo atau lambang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari setiap insan yang merupakan makhluk sosial. Sekelompok insan yang berkumpul dan bersepakat untuk mengikatkan diri dalam kelompok pastinya akan menentukan logo/lambang sebagai identitas bersama. Begitu juga dengan orang per orang yang berasal dari wilayah yang sama namun telah berdiaspora ke wilayah lain, akan berusaha mencari sesamanya dengan cara mengenali logo/lambang yang tersemat pada orang lainnya.


Jogja sebagai sebuah entitas dan identitas yang melebihi definisi kewilayahan/kedaerahan telah lama meneguhkan identitasnya melalui  logo yang sama. Logo yang telah lama dikenal dan mendunia. Tidak hanya melekat pada emblem atau stiker semata tetapi melekat pada hampir seluruh tempat yang bisa dilekatkan.

Ini adalah contoh logo Jogja yang telah lama dikenal luas:

Kira-kira enam bulan yang lalu, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mengumumkan akan adanya perubahan logo Jogja. Pemerintah DIY menginginkan agar logo (brand) yang baru menjadi bagian dari pencitraan wilayah harus bisa menarik minat masyarakant untuk berkunjung ke Yogyakarta.  Selain daripada itu logo yang baru haru mencerminkan ikatan emosional masyarakat Yogyakarta sehingga logo tersebut tidak hanya menjadi milik pemerintah semata tetapi juga menjadi milik masyarakat secara utuh. Dalam membuat logo baru ini, pihak pemerintah DIY menggandeng pihak ketiga untuk merumuskan logo baru tersebut dengan memasukkan dua unsur utama yakni Sabdatama dan Jogja Renaissance. (link berita: http://jogja.antaranews.com/berita/321847/yogyakarta-siapkan-brand-baru)

Kini pihak ketiga telah mengeluarkan hasil rumusannya. Namun terjadi banyak penolakan dari pihak masyarakat dikarenakan sekilas logo baru ini terbaca TOGUA bukan JOGJA. Berikut disajikan logo “baru” Jogja hasil dari rumusan pihak ketiga:

Saat pertama kali diperkenalkan, banyak yang merasa bahwa logo diatas lebih terbaca sebagai TOGUA ketimbang JOGJA. Sangat berbeda sekali dengan logo Jogja yang lama, dengan mudah dan jelas terbaca Jogja. Inilah yang menjadi pembicaraan hangat baik netizen maupun warga Jogja terkait dengan logo baru ini. Memang logo ini bukanlah logo final karena masih harus dinilai oleh masyarakat namun demikian dengan adanya logo ini, Jogja diplesetkan menjadi Togua.
Akhir kalam, mari kita simak perbedaan antara logo baru dan logo lama. Mana yang lebih mudah dibaca sebagai Jogja

Sumber: tidak diketahui siapa penciptanya, tersebar di twitter dengan hastag #TOGUA (https://twitter.com/search?src=typd&q=togua)



waspadalah

Merupakan hal yg tidak menyenangkan apabila barang yang kita miliki mendadak hilang. Yaah… hilang kadang pake permisi bukan? Begitu juga dengan apa yang gue alami kemarin. Helm motor gue ilang dan ilangnya pun di parkiran motor. Kalo dirunut2 udah lebih dari 6 bulan gue parkir motor di tempat yang sama setiap hari kerja. Kok bisa?
Yaah namanya juga lagi apes, kapanpun dimanapun bisa saja terjadi.

Bisa jadi ini adalah sebuah pelajaran tentang kewaspadaan. Dimanapun kapanpun harus tetap waspada dan berusaha untuk meminimalkan resiko kehilangan. Kenapa diminimalkan? Karena sesungguhnya mata pencuri / kriminal selalu mengintai setiap saat menanti mangsanya lengah. Makanya jangan lupa dengan pesan Bang Napi: Waspadalah! Waspadalah! Waspadalah!

Yang paling mengagetkan adalah rupanya kejadian helm ilang ini bukanlah yang pertama – gue bukan korban pertama. Usut punya usut, kejadian helm ilang ini sudah terjadi sekian lama dan tidak ada tindaklanjut dari pihak yang terkait. Pencegahan hanya bisa dilakukan oleh pemilik kendaraan/helm agar menjaga asetnya agar tidak hilang. Oh iya mereka hanya sanggup untuk membuat pengumuman macam ini:


Mungkin ini salah satu cara mereka untuk melemparkan tanggung jawab terkait dengan pengamanan lokasi parkir. Bukankah dulu pernah ada kasus mobil/motor hilang yang jadi perkara besar karena pihak pengelola parkir dituntut untuk bertanggung jawab? Belajar dari hal tersebut makanya pengelola lahan parkir selalu membubuhkan pernyataan “lepas tanggung jawab” atas keamanan kendaraan dan barang2 berharga yang ada di lahan parkir. Makanya waspada…

Selalu ada hikmah dibalik semua hal. Hikmahnya harus waspada. Hikmah yang lainnya adalah punya helm baru J
bisa jadi helm yang kemarin sudah saatnya untuk pension, makanya dengan kejadian ini akhirnya “dipaksa” untuk beli helm baru. Ini penampakan helm barunya:


biar awet dan aman, helm diajak masuk kantor – kali aja dia bisa bantu2 kerjaan gituh.. :D