cari saja dengan jarimu

Jumat, 10 Desember 2010

Bang Bolank ketagihan gowes to Jogja bagian 1

Jalan-jalan dengan sepeda itu ternyata adalah candu yang menyegarkan sekaligus menyehatkan. Gowes di lingkungan yang ramah dan bersahabat dengan pesepeda membawa kenikmatan tersebut. Kenikmatan itulah yang saya rasakan ketika pertama kali gowes ke jogja tempo hari. Pengalaman yang tidak terlupakan. Mulai dari dipalak kondektur kereta, gowes diantara debu merapi, gowes keliling jogja, dan lain sebagainya.

Ada beberapa keinginan yang belum terwujud saat gowes ke jogja saat itu. Penasaran dengan riwayat kali code, ingin gowes di kawasan kaliurang, main pasir di parangtritis hingga sowan ke keraton Jogja. Untuk memuaskan rasa penasaran tersebut, didukung pula sokongan semangat dari istri, jadilah ambil cuti dan merencanakan untuk gowes lagi ke jogja.

Berbekal “pengalaman buruk” dipalak kondektur KA Ekonomi Express Malam Progo (itu nama resmi dari kereta api tersebut, catatan: nama tidak mewakili fakta sebenarnya) maka kali ini mencoba untuk sesuatu yang baru. Tidak lagi perjalanan malam tapi tetap di level ekonomi. Kereta Ekspres Ekonomi AC Bogowonto (Jakarta – Kutoarjo pergi pulang).

Sedikit berbagi cerita, kereta ini merupakan kereta incaran saya sejak pertama kali diluncurkan pada awal September 2010. Ditangani khusus oleh PT Inka dibawah supervise langsung dari Mitsubishi Transportaion Ltd (CMIIW), memberikan sebuah imaji kenyaman dan kebersihan serta keamanan dalam menikmati moda transportasi massal seperti kereta api. Walaupun harus merogoh kocek 2x lipat dari biasanya, godaan bogowonto terlalu indah untuk dibuang. Harga untuk satu trip adalah Rp 70.000. Yang menarik, untuk kali pertama seumur hidup, karcis kereta api kelas ekonomi menggunakan karcis yang sama dengan karcis kelas bisnis/ekskutif. Horee!! Cekidot penampakan karcisnya.



Menurut jadwal kereta bogowonto akan meninggalkan stasiun pasar senen pada pukul 09:10 WIB, seperti biasa: kereta telat itu biasa. Kereta baru langsir di peron jalur 3 pada pukul 09:15 WIB dan meninggalkan stasiun pasar senen pada pukul 09:25 WIB. Kereta telat itu biasa :p
Sedikit oleh2 saat seli terlipat dan menanti dengan manis di stasiun pasar senen.

Aseli!! Kereta kelas ekonomi yang ini bukan kelas kacangan dan bukan kelas kambing. Sudah beralih dan naik tingkat menjadi kereta satu tingkat dibawah Shinkansen (note: saya belum pernah naik Shinkansen; agak lebay boleh kan..). interior yang luas dan megah membawa suasana sejuk di mata. Pembagian kursi 2 kanan 2 kiri juga menyiratkan kabin penumpang yang lapang. Belum lagi sejuknya AC yang gak kalah dengan kelas eksekutif macam Argo. Tujuh puluh ribu rupiah itu sebuanging buanget!. Gak rugi deh!. Cekidot penampilannya:

Note: kamar mandinya pun bersih. Petugas kebersihan secara berkala melakukan inspeksi di setiap sudut kereta.
Perjalanan ini begitu menyenangkan, maaf gak banyak foto2 di dalam kereta alasannya:
1. biar penasaran dan mencoba sendiri
2. keseringan diajakin ngobrol sama bapak2 yang lagi semangat cerita ttg keistimewaan jogja.
Jadi, jikalau penasaran baiknya coba sendiri yah.

Imaji ketepatan waktu ternyata dibayar lunas oleh Bogowonto. Tepat pada pukul 17:30WIB, bogowonto memasuki stasiun kutoarjo; telat 2 menit tak apalah. Sesuai dengan rencana perjalanan, sesampainya di kutoarjo segera ke loket karcis. Beli karcis kereta Prambanan Ekspres (Prameks) jurusan Kutoarjo-Jogja.

Kereta ini sekelas dengan KRL Jakarta Bogor, bukan yang AC tetapi yang biasa. Gerbongnya pun sama. Pengaturan tempat duduk saling berhadapan dengan 8 gerbong tiap tripnya. Berapa harga karcisnya? Rp 9.000 untuk pemberangkatan dari kutoarjo menuju Jogja. Cekidot:

Ada yang aneh? Yups.. anda jeli juga yah. Di karcis tercetak tanggal 3 Desember padahal hari ini masih bertanggal 2 Desember. Kok bisa? Meneketehe. Gak ada masalah selama di perjalanan. Kondekturnya pun cuek bebek pas lihat seli duduk manis di pojokan. Sepertinya bukan hal yang luar biasa bagi pak kondektur ini. Seperti juga ia yang BIASA dengan salam tempel. Haahahhaahahhaa…

Ada pengalaman menarik di kereta prameks ini. Seingat saya, untuk gerbong yang berwarna merah muda adalah gerbong khusus wanita. Berhubung semua gerbong warnanya kuning, ya sudah saya naik saja gerbong pertama karena lebih sepi. Ternyata o ternyata, gerbong pertama itu dikhususkan untuk wanita. Ooaallaaaahh.. untungnya segera sadar ketika tengok kanan kiri karena tidak ada pria di gerbong ini. Untungnya kereta belum jalan, jadi gak hilang muka deh..

Pukul 18:00WIB kereta prameks berangkat menuju jogja. Kondisi gerbong tampak lengang. Biasanya akan penuh ketika dari jogja menuju kutoarjo, biasalah.. namanya kereta komuter, lebih sering digunakan oleh juga pekerja dan atau mahasiswa yang tidak bertempat tinggal di jogja.

Pukul 19:05WIB kereta prameks tiba di stasiun jogja. Semuanya aman terkendali. Tidak ada pemalakan, tidak ada cibiran, tidak mata2 yang menatap dengan kejam. Alhamdulillah, sampai juga di jogja.

Oh iya, lupa cerita. Selama di bogowonto, seli disimpan di bordes. Gak ada pemalakan, gak ada usaha pencurian, semuanya aman terkendali. Sungguh nyaman deh kalau kereta seperti ini. Bersahabat dengan sepeda dan empunya sepeda.

Malam semakin larut, nite ride dari stasiun tugu sampai ke rumah. Adeeemm… jogja sekarang sudah tidak berbahaya lagi..

Bersambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar