cari saja dengan jarimu

Jumat, 28 Januari 2011

perlukah provokasi? PERLU!

masih ingat dengan note yang ini "Perlukah Provokasi?" ?
setelah beberapa hari lewat, untuk menjaring aspirasi, maka inilah jawabannya (disampaikan juga di milis b2w-indonesia).
selamat pagi untuk semua anggota milis b2w-Indonesia dimanapun anda berada.
semoga kabar dan kondisi anda semua baik2 saja.

terima kasih atas tanggapan yang telah disampaikan sehubungan dengan tulisan saya tempo hari.
sudah empat hari berselang dan sudah sekian banyak tanggapan yang terlontar, kiranya inilah saatnya saya juga angkat bicara.
ibarat menggoreng, kalau kelamaan digoreng bisa2 gosong nantinya..
ibarat memancing, kalau kelamaan dicuekin, umpan/empan bisa habis tanpa hasil tangkapan.


sejatinya setiap pengguna jalan harus saling menghormati, saling menghargai antar pengguna jalan raya.
tidak melihat pada jenis moda transportasi dan harga moda transportasi itu.
semuanya sepadan, semuanya sama. sama2 pengguna jalan raya.

yap!.. kita tidak hidup dalam dunia yang sempurna.
selalu ada lebih dan kurang (mungkin banyakan kurangnya).
salah satu kekurangan di jalan raya (dikecilkan lingkupnya: jakarta) adalah adanya kesenjangan dan "pelecehan" yang dilakukan oleh masing2 pengguna jalan raya. baik yang didasarkan oleh jumlah roda, asal knalpot, hingga kecepatan berkendara.

setiap pengguna jalan raya mempunyai "buku panduan" yang jelas dan tegas tentang bagaimana berkendara. sopan santun serta etika berkendara pun selalu diingatkan dan ditingkatkan. namun apa daya, ketika egoisme lebih mengemuka ketimbang peraturan, sopan santu dan etika. yang terjadi adalah.......

saya pribadi memimpikan tatanan hidup yang sempurna. ketika semuanya berjalan dengan saling asah asih asuh, beretika dan taat peraturan. namun bilakah semua hal itu terjadi? apakah hanya bisa berpangku tangan atau menunggu sebuah "keajaiban" bahwa semua akan baik-baik saja?
tidak akan ada perubahan bila tidak ada usaha untuk merubah. itu yang saya yakini. apapun bisa diubah bila ada kemauan dan usaha untuk melakukannya.

ada banyak tipe usaha yang bisa dilakukan, bisa kasar, bisa halus, bisa terlihat, bisa tidak terlihat. apapun tipe usaha yang akan dilakukan, satu yang utama adalah PASTIKAN apa yang dilakukan itu BENAR. tidak hanya terpaku pada HASIL tetapi juga pada PROSES.

salah satu cara untuk menentukan proses adalah dengan mendapatkan umpan balik sebanyak2 dari pihak lain. membuka pikiran untuk setiap usulan yang ada. semua diterima dan diserap namun tidak semua harus dipuaskan, karena pada akhirnya harus ada sebuah keputusan yang tegas.

setelah membaca dan merenungi setiap masukan yang terlontar dan tercetus, saya memutuskan untuk tetap melanjutkan provokasi ini.
provokasi melalui tulisan.
provokasi pikiran.
provokasi bisu.

sependapat? mari berjalan beriringan, bahu membahu.
tidak sependat? apa ide anda?
tidak berani memilih? itu hak anda.

salam.
-----
saya gak mau kalah dengan teman2 yang sudah urun ide untuk kalimat yang akan dituangkan di kaos nanti (rencananya seperti itu). gak boleh cuman jadi provokator tapi harus jadi aktor dan inspirator.
ini usulan saya:

Klaksonmu = Dukaku
-----
bagi yang mempunyai ide lain, silahkan disampaikan di ruang diskusi ini :)

Kamis, 27 Januari 2011

B2W-Indonesia yang tidak ingkar janji

makasih ya B2W Indonesia.. paketnya sudah diterima nih... dimulai dari sini :
1
kemudian pakai acara dikomporin dulu pula..
1
tak apa, ini hasil komporannya:
1
dan... jeng jeng...
1
paketnya sudah diterima. no pic = hoax? ok dech...

Rabu, 26 Januari 2011

aneh tapi nyata, aliran sepeda gaya baru.. cekidot

sejenak kabur dari rutinitas dan padatnya kerja, saatnya ngaskus (online di kaskus). gak seperti jaman baheula dulu yang nyari BB17, tapi sekarang cari obat senyum.

OMG !!

nemu yang beginian...

ampun dijeeee....
aneh tapi nyata.. bukan bohong bukan hoax. ini fakta!
kawin silang antara hobby bersepeda dengan  hobby memancing .

sumber foto : kaskus tribute untuk fotografer (topangdagu - lupa nama aslinya.. nti lihat di kitab primbon dulu yee)

Senin, 24 Januari 2011

Perlukah Provokasi?

Tulisan ini semata2 ingin menjaring tanggapan, analisa, pendapat dan lain sebagainya. Jadi, mohon luangkan waktunya untuk memberikan tanggapan. Terima kasih sebelumnya.

Berawal dari tulisan dengan judul “TanTiiin,, TannnTiin..” oleh Fajar Y Wahyudi. Secara garis besar, tulisan ini mengutarakan curahan hati seorang pesepeda tentang perikehidupan jalanan yang dihadapinya pada hari jum’at pagi. Saya meyakini, apa yang dialami oleh oom Fajar ini sudah barang tentu dialami juga oleh pesepeda lain. Entah di itu pagi, siang, sore dan bahkan malam hari. Tidak hanya di hari Jum’at tetapi juga di hari2 lainnya.

Tanggapan saya adalah sebagai berikut:

Saya termasuk salah satu orang yang kerap mengalami hal yang serupa. Tidak hanya bisingnya suara klakson bahkan terkadang ditambah dengan kata2 yang gak etis untuk disampaikan di ruang publik ini. Anda pernah merasakannya?

Atas nama pribadi, saya mengajukan pembelaan diri, bahwa hal tersebut diatas tidak perlu terjadi. Saya dengan sepeda saya sudah menjalankan apa yang telah diwajibkan pada saya. Cara bersepeda saya sudah benar. Saya sudah melengkapi diri saya dan sepeda saya dengan perlengkapan keamanan. Saya sudah berjalan pada lajur paling kiri. Haruskah saya menerima perlakuan tersebut?
Pantaskah jika saya melawan?
Bolehkah saya melawan?

..

Perlawanan dengan otot bukanlah pilihan utama, walaupun akan digunakan bila tak ada pilihan lain. Perlawanan bisa dilakukan dengan sikap, bisa dengan ucapan, bisa dengan kata-kata. Dengan kata-kata bisa disajikan secara verbal maupun secara visual. Saya sadar bahwa perlawanan melalui verbal tidak akan menyelesaikan masalah, maka saya memilih perlawanan secara visual melalui tindakan, sikap dan TULISAN.

Bagi beberapa kalangan, apa yang saya lakukan adalah tindakan PROVOKASI, memancing emosi, dan sia2. terserahlah orang berkata apa karena ini adalah my standing point. Saya tidak akan memaki mereka karena itu akan menjadikan saya seperti mereka. Saya tidak akan menggunakan otot karena saya masih punya otak dan omong.

Teringat momen kumpul2 perdana b2w kaskuser chapter jabodetabek akhir Oktober 2010. Pada sesi curcol, mashadi mulyo menanggapi “aksi provokasi” saya dengan bahasa yang bijak : “memang waktunya melakukan itu, tapi nanti akan tiba waktunya untuk tidak melakukan itu” (kurang lebih seperti itu)

Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani
Saya adalah generasi tengah. Generasi yang mempunyai segudang semangat. Generasi yang masih labil, masih membutuhkan bimbingan. Generasi yang akan dicontoh oleh generasi dibawah saya.

Untuk perikehidupan yang baik.
Untuk pola komunikasi yang lebih efektif.
Untuk sikap saling menghargai.
Untuk sebuah pertanyaan saya: Perlukah Provokasi?

Mohon tanggapannya..

salut untuk jiwa besar, nyali dan keberanianmu

Takjub. Itu yang terlintas saat membaca sebuah pernyataan tegas dari seorang Andre Deprito. Kalimat singkat dan jelas, meneguhkan posisi diri “Saya bukan seorang plagiator!” Kalimat itu tertuang dalam sebuah note di laman be to we. Cekidot:
Kalimat singkat itu membuat saya terkagum2 pada jiwa besar, nyali dan keberanian seorang siswa kelas sembilan (kelas 3 SMP). Jiwa besar untuk mengakui kesalahan, Nyali dan keberanian untuk meminta maaf secara terbuka.

Adakah anda tahu mengapa Andre menyatakan sikapnya seperti itu? Berikut kronologis yang saya ketahui (saya terlibat di dalamnya).

Adalah sebuah jerawat yang mau dipencet, crot! Biar gak lagi mengganggu n bikin uring2an. Sebuah jerawat yang bernama plagiat atau copas. Yap! Di awal tahun 2011 ini ada “penyakit” kambuhan yang kembali menjangkiti net-citizen di 2 socmed yang saya tergabung di dalamnya. Laman B2W Indonesia dan kompasiana. Dua laman favorit karena menyajikan kesenangan saya dan memperluas cakrawala berpikir saya.

Penyakit ini pertama kali saya “temui” pada laman b2w dan i***ah.com (ceritanya bisa anda cari di blog ini). Beradu argumentasi untuk pembenaran plagiat dengan dalih BERBAGI plus jurus ikhlas tidak menggoyahkan sikap saya: plagiat adalah kejahatan.

Beranjak ke kompasiana.com. sebuah laman yang (menurut saya) mengagungkan originalitas dan menabukan plagiat dalam bentuk dan alasan apapun. Ternyata di laman ini pun tidak lepas dari penyakit busuk ini. Ada beberapa kompasianer senior yang sudah sedemikian geramnya dengan para plagiator. Tidak hanya geram tetapi juga melakukan perlawanan. Salah satunya adalah dengan menggunakan “jasa” dari “copyscape”. Caranya sederhana, hanya menempelkan logo copyscape dalam setiap tulisan. Selain daripada itu, copyscape bisa menelaah dunia internet untuk mencari laman yang sekiranya menjiplak isi tulisan.

Sejak minggu lalu saya menggunakan jasa copyscape untuk menelaah, adakah tulisan saya yang dibajak oleh laman lain. Dan ternyata ada! Blog milik dmana Andre bertindak sebagai admin telah menyalin mentah2 tulisan saya tanpa ijin dan tanpa mencantumkan sumber tulisan. Saya pun menuju tekape dan meninggalkan jejak disana (walaupun masih dalam status moderasi). Sebuah jejak yang berisi pesan yang jelas untuk si empunya blog.

Tak dinyana, admin blog mengirimkan sebuah email permohonan maaf atas tindakannya tersebut. Sengaja tidak saya balas, saya ingin bukti yang lebih nyata. Tidak perlu waktu lama, akhirnya keluarlah sebuah tulisan di laman b2w dengan judul : “Permohonan Maaf” sebuah tulisan yang berani karena mengakui kesalahan dan meminta maaf atas kekeliruan tersebut.

Saya pun mengganjarnya dengan rate XTR dan tanggapan positif untuk jiwa besar, nyali dan keberaniannya tersebut. Tidak seperti pihak lain yang masih malu2 dan tidak punya keberanian untuk mengakui perbuatannya. Plagiat adalah kejahatan.

Seorang Andre Deprito, yang masih duduk di kelas sembilan, telah mengajarkan salah satu hal penting dalam hidup ini : KEJUJURAN. Menunjukkan KEBERANIAN serta JIWA BESAR. Semoga modal yang telah dimiliki oleh Andre bisa ditularkan kepada teman2nya dan terus dipupuk untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.

Kamis, 20 Januari 2011

Jadwal CFD Jakarta 2011

setelah sekian lama dinanti, akhirnya keluar juga jadwal CFD untuk tahun 2011 wilayah Jakarta. jadwal ini dikeluarkan oleh Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi DKI Jakarta. gak pake lama2.. cekimprong :


silahkan disimak baik2. jangan sampai salah jadwal. ajak semua anggota keluarga dan tetangga untuk menikmati hari tanpa banyak kendaraan bermotor yang berseliweran di jalanan.

sumber: BPLHD Jakarta

Selasa, 18 Januari 2011

Hikayat presiden dengan ipadnya

Konon sejak kunjungan kerja (?) presiden ke sebuah acara di Toronto, Kanada sana presiden mendapatkan bingkisan dari seorang konsultan komunikasi. Sebuah bingkisan yang remeh temeh dan ringan untuk dijinjing. Sebuah ipad keluaran terbaru. Betapa sumringah wajah presiden saat menerima bingkisan tersebut. Padahal, peraturan undang2 menyebutkan bahwa pemberian bingkisan dalam bentuk dan nama apapun kepada pejabat negara/pemerintahan adalah dilarang dan harus di laporkan ke bagian/institusi pemerintah (mungkin KPK kali yaa). Kategorinya adalah GRATIFIKASI. CMIIW.
Apakah presiden sudah melaporkan hadiah tersebut? Meneketehe! Jikalau presiden tidak melaporkan hadiah tersebut, maka presiden sudah melanggar undang2 yang ditandatanganinya sendiri. Berdusta pada UU.

Ok lanjut.

Setelah belajar untuk menguasai ipad yang berteknologi canggih akhirnya ipad tersebut naik pangkat. Tidak lagi hanya di meja kerja presiden saat rapat kabinet atau di ruang kerja presiden. Kali ini sudah ada di mimbar kepresidenan. Menggantikan buku catatan kecil yang selama kurang lebih 5 tahun menemani presiden saat berada di mimbar kepresidenan. Ipad warna silver dengan setia menemani cuap2 presiden baik pada saat konferensi pers maupun dalam pengarahan manakala ada acara di istana cikeas ooopps.. istana kepresidenan maksud saya.

Kamis, 13 Januari 2011

Yakin Sudah Benar Cara Gembok Sepeda Anda? PIKIR lagi!

Intro: tulisan ini terinspirasi pada obrolan pagi dari rekan HSE (bahasa kerennya: toolbox meeting). Dalam menjaga keamanan, tidak hanya memperhatikan situasi atau lingkungan tetapi juga menitikberatkan pada perilaku yang aman. Hal ini penting karena seringkali musibah itu datangnya karena perilaku yang tidak aman.

Di sore hari yang cerah, waktunya b2h untuk cari angin dan promosi kemeja batik edisi tahun 2011. dengan semangat 45 bergerak turun ke parkiran sepeda (kali ini sepeda gak naik ke kantor / lt 9). Tiba di parkiran sepeda, eh eh kok jadi banyak yang sepedaan yaa.. wah bagus ini.. lihat2.. wah sepedanya tipikal sepeda sitibaik semua.. tidak direkomendasikan untuk acara macul / offroad.

Cek satu dua tiga, semua sepeda terkunci dengan baik. Tapi kok ada yang aneh. Semua sepeda terkunci hanya pada bagian rodanya saja yaa? Kenapa gak dibagian frame sepedanya. Wah ini salah satu contoh perilaku yang tidak aman nih. Kalau ada tangan jahil, ini sepeda bisa berpindah tangan dengan cara yang tidak halal. Ingat! Kejahatan terjadi tidak hanya pada NIAT tetapi juga karena adanya KESEMPATAN. Berperilaku tidak aman sama dengan mengundang kejahatan.
Seperti apa sih pemandangan di tekape? Cekidot:



Rata2 semua sepeda telah menggunakan gembok yang tergolong gembok kuat. Jadi jika ada niatan untuk merusak gembok tersebut, diperlukan waktu yang cukup lama. Makin lama waktu yang diperlukan untuk merusak gembok sepeda maka kesempatan sepeda hilang makin kecil. (itu rumus dasar dari pencuri sepeda)

Sayangnya, sepeda2 yang telah tergembok ini hanya mengunci ban sepeda pada struktur besi (parkiran sepeda). Sementara bagian frame sepeda bebas tanpa kuncian dari gembok. Bila saya seorang pencuri sepeda, maka inilah KESEMPATAN saya untuk beraksi. Ada sekian banyak cara untuk melakukan tindakan jahat ini. Tentunya saya tidak akan BERBAGI disini karena untuk yang ini BERBAGI bukanlah hal baik.

Sejatinya, mengunci sepeda itu haruslah aman dan mengunci sepeda dengan baik. Mengunci sepeda diartikan bahwa sepeda tidak akan berpindah tempat atau akan kehilangan bagian2 sepedanya. Gak lucu donk kalau yang tersisa hanyalah roda depan saja?

Bagi anda yang terbiasa untuk mengunci sepeda anda di ruang publik, pikir lagi dan kaji kembali ttg bagaimana anda mengunci sepeda anda. Apakah hanya pada rodanya saja atau juga pada frame sepeda. Jangan hanya mengandalkan pada intuisi aman versi anda tetapi juga gunakan logika penjahat.

Salah satu contoh mengunci sepeda yang baik:

 
Jadi.. yakin sudah benar cara gembok sepeda anda?

PIKIR lagi.

Rabu, 12 Januari 2011

Yakin Berbagi itu baik? PIKIR lagi!

Pren, ni ada kue nih.. gue berbagi cuman dengan lo nih… hajar bleh…mantaap coii.. enak banget nih (gak terasa 3 potong kue sudah habis).. lo beli dimana?
mantap kan.. kue mahal tuh… jarang2 lah lo makan kue seenak itu..
betul banget sob.. baru sekali seumur hidup nih gue makan kue yang enak kek gini. Lu belum jawab pertanyaan gue.. lo beli dimana?
heee? Beli.. siapa bilang gue beli?? Gue nyolong di toko kue di depan sono tuh..
#keselek… antara mau muntah tapi gak ikhlas


Apa yang anda bisa ambil dari ilustrasi diatas? Sebuah bentuk persahabatan yang baik? Cerita keseharian yang biasa-biasa saja, tidak ada yang spesial? Perbuatan BERBAGI yang jamak terjadi di kehidupan sehari2. Ataukah sebuah tindakan BERBAGI yang menyenangkan sehingga boleh2 saja dilakukan setiap saat? Xxoxoxooxo…

Ilustrasi yang diatas hanyalah sebuah cuplikan/sketsa kecil dari sebuah realita kehidupan. Sketsa hiperbolis (masa sih?) untuk menggambarkan bahwa BERBAGI itu tidak serta merta adalah perbuatan baik dan bisa dibudayakan. Gak semua BERBAGI itu bisa baik bukan? Gmana kalau berbagi hasil kejahatan?

BERBAGI itu gak hanya dilihat dari sisi perbuatannya tetapi juga dilihat dari BAGAIMANA dan APA yang dibagi. BERBAGI itu membutuhkan 2 pihak, yang membagi dan yang dibagi. Selain daripada itu ada obyek yang diBAGI. Tanpa itu semua, perbuatan BERBAGI tidak akan terjadi.

Seperti yang sudah disampaikan tadi tentang BAGAIMANA dan APA, para pihak haruslah sadar tentang 2 hal tersebut. Tentang BAGAIMANA BERBAGI itu dijalankan. Apakah caranya baik atau buruk? Apakah caranya melanggar hukum? Apakah caranya merugikan orang lain? Dan lain sebagainya.

Juga tentang APA yang dibagi. Pada tataran idealnya APA yang dibagi biasanya adalah hal2 yang baik. Tapi, hey.. we are living in yellow submarine, right? Apakah tataran ideal itu selalu ada? Apakah anda yakin semua orang itu adalah insan yang BAIK? Yayayaya… sejuta alasan bisa disajikan tapi lagi2, apakah anda YAKIN dengan keyakinan anda itu?
mungkin gak sih yang dibagi itu adalah hal yang buruk?

Di beberapa hari belakangan ini, gue terlibat dalam sebuah diskursus menarik tentang plagiat, copas dan atau jiplak2an. Sebuah diskursus yang telah berumur panjang dan tampaknya tidak akan selesai dalam waktu dekat ini. Terus terang gue mah capek dengan orang2 yang senantiasa berlindung dengan kata indah BERBAGI. Anggaplah ilustrasi diatas adalah sebuah ilustrasi sederhana dari apa yang disebut dengan BERBAGI. One hit for the last wish. :)

Jangan dech berdalih atau berlindung dengan kata BERBAGI untuk hal yang sudah dari sononya negative atau jelek : plagiat. Apapun dalihnya plagiat itu adalah busuk. Plagiat itu jahat.!
persetan dengan “perlindungan” dari kata BERBAGI. Itu hanya sebuah alasan pembenar atas tindakan yang salah.

Kalo lo mau BERBAGI, lo mesti mastiin bahwa APA yang lo bagi itu baik dan CARA/BAGAIMANA lo membagi itu juga baik. Kalo gak memenuhi hal tersebut, jangan berdalih dengan alasan BERBAGI.

Iya kalo yang lo bagi itu hal yang baik, gmana kalo yang lo bagi itu adalah hal yang buruk?

Masihkah berani berdalih dengan alasan BERBAGI?

PIKIR LAGI !!!

Rabu, 05 Januari 2011

copas? plagiat? bukan sebuah pilihan

intro: tulisan ini terinspirasi dari perbincangan antara saya dengan Cak Yo beberapa waktu lalu. sempat mengendap tapi kali ini membuncah karena sebuah laman berita yang me"remake" tulisan saya. teriring permohonan maaf bila ada kata2 yang salah.

siapa sih yang gak kenal dengan metode canggih bin ajaib yang terkenal sejak jaman dahulu kala: Mencontek. Menyalin. Menjiplak. Mencontoh. Copas (copy paste) dan sebutan2 lainnya. sebuah metoda yang saya yakini hampir semua anak bangsa ini pernah melakukannya (baik diakui atau tidak) - saya pun pernah melakukannya. metode belajar ini memang terbukti ampuh dalam menghasilkan sebuah karya dengan waktu yang singkat. tinggal klik-klik maka jadilah sebuah karya yang bisa dengan bangga diakui sebagai karya orisinil si pelaku.

metode ini selain cepat juga ampuh untuk memberikan sebuah tingkatan atau label bagi si pelaku. si anak baik (karena mencontek pe-er temannya). si karyawan teladan (karena menjiplak SOP perusahaan lama). si produsen jempolan (karena mencontoh prototype/purwarupa produsen lain). gak percaya? cek saja di dunia nyata. berapa banyak orang/pihak yang menjadi atau mendapatkan keuntungan karena kegiatan yang satu ini.

baguskah perbuatan tersebut? *garuk2 kepala. harus jujur diakui bahwa perbuatan itu bukanlah tindakan yang terpuji dan tidak boleh dicontoh serta tidak boleh dibudayakan. yaa boleh2 saja diteruskan bilamana memang tidak ada keinginan untuk maju dan terus berkembang. lambat laun hilang lah sebuah kreatifitas dan tumpulnya kemampuan otak untuk melakukan hal2 baru. dalam skala yang lebih besar: mematikan kebudayaan.