cari saja dengan jarimu

Senin, 24 Januari 2011

Perlukah Provokasi?

Tulisan ini semata2 ingin menjaring tanggapan, analisa, pendapat dan lain sebagainya. Jadi, mohon luangkan waktunya untuk memberikan tanggapan. Terima kasih sebelumnya.

Berawal dari tulisan dengan judul “TanTiiin,, TannnTiin..” oleh Fajar Y Wahyudi. Secara garis besar, tulisan ini mengutarakan curahan hati seorang pesepeda tentang perikehidupan jalanan yang dihadapinya pada hari jum’at pagi. Saya meyakini, apa yang dialami oleh oom Fajar ini sudah barang tentu dialami juga oleh pesepeda lain. Entah di itu pagi, siang, sore dan bahkan malam hari. Tidak hanya di hari Jum’at tetapi juga di hari2 lainnya.

Tanggapan saya adalah sebagai berikut:

Saya termasuk salah satu orang yang kerap mengalami hal yang serupa. Tidak hanya bisingnya suara klakson bahkan terkadang ditambah dengan kata2 yang gak etis untuk disampaikan di ruang publik ini. Anda pernah merasakannya?

Atas nama pribadi, saya mengajukan pembelaan diri, bahwa hal tersebut diatas tidak perlu terjadi. Saya dengan sepeda saya sudah menjalankan apa yang telah diwajibkan pada saya. Cara bersepeda saya sudah benar. Saya sudah melengkapi diri saya dan sepeda saya dengan perlengkapan keamanan. Saya sudah berjalan pada lajur paling kiri. Haruskah saya menerima perlakuan tersebut?
Pantaskah jika saya melawan?
Bolehkah saya melawan?

..

Perlawanan dengan otot bukanlah pilihan utama, walaupun akan digunakan bila tak ada pilihan lain. Perlawanan bisa dilakukan dengan sikap, bisa dengan ucapan, bisa dengan kata-kata. Dengan kata-kata bisa disajikan secara verbal maupun secara visual. Saya sadar bahwa perlawanan melalui verbal tidak akan menyelesaikan masalah, maka saya memilih perlawanan secara visual melalui tindakan, sikap dan TULISAN.

Bagi beberapa kalangan, apa yang saya lakukan adalah tindakan PROVOKASI, memancing emosi, dan sia2. terserahlah orang berkata apa karena ini adalah my standing point. Saya tidak akan memaki mereka karena itu akan menjadikan saya seperti mereka. Saya tidak akan menggunakan otot karena saya masih punya otak dan omong.

Teringat momen kumpul2 perdana b2w kaskuser chapter jabodetabek akhir Oktober 2010. Pada sesi curcol, mashadi mulyo menanggapi “aksi provokasi” saya dengan bahasa yang bijak : “memang waktunya melakukan itu, tapi nanti akan tiba waktunya untuk tidak melakukan itu” (kurang lebih seperti itu)

Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani
Saya adalah generasi tengah. Generasi yang mempunyai segudang semangat. Generasi yang masih labil, masih membutuhkan bimbingan. Generasi yang akan dicontoh oleh generasi dibawah saya.

Untuk perikehidupan yang baik.
Untuk pola komunikasi yang lebih efektif.
Untuk sikap saling menghargai.
Untuk sebuah pertanyaan saya: Perlukah Provokasi?

Mohon tanggapannya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar