cari saja dengan jarimu

Jumat, 12 November 2010

Bang Bolank Gowes to Jogja bagian 004

Terima kasih bagi rekan2 yang sudah meluangkan waktu untuk mengikuti pengalaman saya gowes di jogja. Sekarang kita lanjutkan pada hari ketiga, 5 Nop 2010.

Maksud hati ingin menikmat suasana malam di jogja dengan sepeda, menghabiskan malam di angkringan kali code. Tapi apa daya, jogja saat ini tidak bersahabat dengan semua penghuninya. Gunung merapi menunjukkan aktifitasnya yang bisa sangat berbahaya bagi siapapun. Semburan gejolak vulkanik sangat terasa dan menyiksa. Udara jogja yang biasanya sejuk segar pada malam hari menjadi begitu menyakitkan. Campuran debu vulkanik dan air hujan membuat system pernafasan berada pada level berbahaya. Tak baik dan sangat tidak disarankan untuk gowes malam hari pada kondisi seperti ini.

Lima Nopember 2010 dini hari. Merapi bangun dan memuntahkan sebagian isi perutnya berupa wedhus gembel dan debu vulkanik. Saya yang masih terjaga sekitar pukul 00:30 merasakan getaran dan mendengar suara “batuknya” merapi. Saya yang berada pada jarak aman 30 kilometer saja bisa merasakan aura ancaman merapi, bagaimana mereka yang berada pada jarak aman dibawah 20 kilometer. Turut berduka atas jatuhnya korban dari batuknya merapi. Sungguh ini pengalaman pertama saya merasakan aktifitas merapi.

Pagi hari. Semua stasiun televisi menyiarkan dan menyajikan ulasan informasi yang terbaru tentang merapi. Walaupun informasi yang disampaikan telat namun tetaplah menjadi informasi yang sangat berharga. Saya yang berencana untuk menggowes keliling jogja harus berpikir ulang, apakah melanjutkan rencana atau membatalkannya.

Selepas sarapan dan mengantarkan istri ke tempat kerjanya, saya pun tertegun dan diam. Dilanjutkan atau tidak? Pikir punya pikir, ya sudah lah. Jauh2 ke jogja dengan sepeda kenapa harus gentar? Walau ada kebimbangan, namun sudah berketapan hati. Harus gowes hari ini!

Mengubah rute yang seharusnya melintasi jalan magelang – jogja; karena jalan ini penuh debu vulkanik. Ga percaya?

foto diambil tanggal 30 Oktober 2010, untuk tanggal 5 Nop memang tidak separah itu karena sudah diguyur hujan, namun debu2nya masih beterbangan, sudah bisa ngebayangin gak gmana kalau naik sepeda dengan kondisi seperti itu? Totobo pun bablassssssss…

tujuan : bundaran UGM
rute: jambon – tembus monjali – belok kanan masuk ke kawasan lab pertanian ugm. Saya gak langsung ke kampus UGM karena mau liat kali dulu. Kali code kalau gak salah namanya. Melihat kali yang belum dialiri lahar dingin dan material gunung. Cekidot:
itu ada foto orang yang lagi uji nyali, menjajal ketebalan pasir yang ada di kali. Untuk mereka yang melek bisnis, pasir itu bisa diambil dan dijual. Lumayan buat nambah2 penghasilan. Halal dan bikin dapur ngebul.. hehehehehehe

atap rumah penduduk yang menjadi putih abu2 karena debu vulkanik juga terekam dari kamera saya. Sudah lebih mendingan karena debunya sudah disapu hujan semalam. Kalau beberapa hari sebelumnya: tuebel!!

Saya berlanjut ke target awal: bundaran kampus UGM. Di tekape, seperti biasa, si kuning minta difoto sebagai kenang2an sebagai bukti pernah merambah jalan jogja dan mampir ke bundaran UGM. Cekidot:
Sayangnya saya lupa bawa tripod jadi saya gak ikutan difoto.. apessss…

Perjalanan berlanjut. Dari bundaran ugm melanjut ke tengah kota. Rumah sakit panti rapih trus lurus ke kota baru. Berputar kemudian menyusuri jalan jenderal sudirman. Kembali bertemu dengan kali code. Ini penampakannya:
Matahari kian tinggi. Hari jum’at, gak boleh telat jum’atan. Bergegas kembali ke rumah untuk istirahat dan jum’atan. Perjalanan akan dilanjutkan pada sore hari.

Bersambung.

2 komentar:

  1. ini simbok mas, ngeri yoh mas, klo ngalamin langsung :(

    BalasHapus
  2. @simbok
    gitu dech mbok... apalagi saat malam hari itu.. suara merapinya kedengeran..

    BalasHapus