cari saja dengan jarimu

Selasa, 23 November 2010

Bang Bolank Gowes to Jogja bagian 6

Setelah beberapa terhenti, sekarang mari kita lanjutkan kisah perjalanan bang bolank gowes to jogja, bagian 6. Terima kasih sebelumnya untuk yang sudah baca tulisan sebelumnya dan juga untuk yang sudah memberikan komentar/tanggapan dan atau rating.

Setelah puas berfoto2 ria di tugu jogja, kembali perjalanan di lanjutkan. jalan terus ke arah utara, menyusuri jalan pangeran mangkubumi hingga sampai di stasiun tugu. Entah karena hapal atau karena hal lain, banyak tukang becak yang berdecak. Entah salut atau berpikir: “wong iki gendeng opo?” hehehehe.. ketika orang lain menghindari jalanan Jogjakarta yang diselimuti debu vulkanik, saya dengan semangat 45 terus menembus jalanan. Mumpung di jogja, da jauh2 ke jogja masak diam di rumah saja.

Di ujung jalan itu setahun kemarin.
eh salah.. itu kan lagunya kahitna.. maksudnya adalah di ujung jalan malioboro ku ambil foto.. kembali efek debu narsis melanda.. cekidot:

Jalan malioboro yang biasanya ramai dengan hiruk pikuk pedagang dan turis baik nusantara maupun mancanegara, kali ini lengang. Jalanan menjadi abu2 karena tertutup abu. Para pedagang yang biasanya dengan semangat menawarkan barang dagangannya, kini bersemangat untuk tidak jualan. Lapak2 baju yang biasanya rajin saya singgahi kali ini tutup. Gak jadi beli baju dech.

Menyusuri jalanan hingga di depan kantor pemerintahan jogja yang sepi tak berpenghuni. Ntah ditinggal pergi penghuninya atau penghuninya sibuk mengurusi pengungsi nun jauh di merapi sana. Entahlah, yang jelas jalanan ini sepi. (akan makin sepi lagi ketika si lebay datang ke jogja beserta rombongan sirkusnya).

Pasar beringhardjo tutup! Aarrrrgghhh.. semoga pasar beringhardjo cepat buka agar saya bisa dapat order batik lagi. Di pasar tua inilah perputaran rupiah dan batik terjalin. Di pasar tua inilah beberapa rupiah saya kumpulkan. Demi keluarga 

Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar